Kolaborasi 4 Perusahaan Ekspor Bahan Bakar Pembangkit Biomassa ke Jepang

Jakarta – Nanofuel Co. Ltd. menggandeng PT Awina Sinergi International (Awina International), AAI Co.Ltd. dari Jepang yang bergerak di energi terbarukan dan PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN), anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara III (PTPN Holding) untuk menyediakan berbagai jenis bahan bakar cair berbasis kelapa sawit untuk nanofuel atau pembangkit listrik berbasis biomassa di Jepang. Kerja sama ini akan diawali di tahun 2019 dengan mengekspor Palm Acid Oil (PAO) atau crude palm oil (CPO) dengan FFA tinggi sebanyak 36.000 ton atau senilai US$ 13,57 juta.

Kerja sama empat pihak ini diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahamaan (memorandum of understanding/MoU) di hari terakhir Trade Expo Indonesia 2018, Minggu (28/10) dan disaksikan Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemdag) Arlinda, dan Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Faried Rachman, dan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita. “Kami mengapresiasi kerja sama empat pihak ini dan pemerintah Indonesia mendukung ekspor bahan bakar cair berbasis kelapa sawit ke Jepang,” kata Mendag dalam keterangan yang diterima redaksi, Senin (29/10).

Enggartiasto juga mendorong Nanofuel Co. Ltd untuk dapat membuat fasilitas produksi teknologinya di Indonesia, karena Indonesia ke depannya akan implementasi B30 hingga B100 untuk pemanfaatan pembangkit, kendaraan, dan jet fuel.

Dalam audiensi dengan Mendag, President and CEO Nanofuel Co. Ltd Takehiko Matsumura mengatakan, selain membeli bahan bakar cair berbasis kelapa sawit dari Indonesia, Nanofuel ingin berkontribusi memproduksi bahan bakar cair berbasis kelapa sawit untuk kebutuhan domestik di Indonesia.

Nanofuel Co. Ltd. akan mengembangkan teknologi Nano Bio Fuel dengan memanfaatkan berbagai produk turunan berbasis kelapa sawit, antara lain CPO, PAO, Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), dan Refined Bleached Deodorized (RBD) Stearin menjadi bahan bakar cair. Nano Bio Fuel ini dapat membuat bahan bakar cair berbasis kelapa sawit dicampur dengan air sebanyak 25 persen yang sudah dijadikan ukuran nano dari 198 ppm menjadi 6 ppm sehingga pembakaran lebih efisien. Pengembangan teknologi ini juga didukung oleh pemerintah Jepang melalui New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO).

Presiden Direktur PT Awina International Ananda Setiyo Ivannanto dan Senior Managing Director AAI Co. Ltd. Yuukichi Hirayama dalam audiensi dengan Mendag mengutarakan keseriusannya memanfaatkan limbah dari kepala sawit untuk menjadi bahan bakar dan diekspor ke Jepang. Sebelumnya Awina International dan AAI Co. Ltd. telah melakukan MoU di tahun 2017 di Jepang dengan pihak JAG Energy dan PT Bakrie Brothers TBk untuk mengolah tandan kosong sawit dengan semikarbonisasi menjadi bahan bakar pembangkit listrik di Jepang.

Presiden Direktur PT KPBN Edward S. Ginting mendukung ekspor produk bahan bakar cair berbasis kelapa sawit ke Nanofuel. Untuk penyediaan sumber kelapa sawit, tidak hanya dari PTPN, namun juga dari pabrik swasta. “Termasuk mengupayakan skema komersil yang saling menguntungkan dan dapat disepakati oleh semua pihak terkait kontrak jangka panjang dan stabilitas harga,” kata dia.

Pemerintah Jepang agresif dalam membangun energi terbarukan untuk menggantikan energi fosil dan energi nuklir. Energi biomassa menjadi energi terbarukan yang diandalkan pemerintah Jepang karena bisa menjadi penyuplai listrik untuk beban dasar (baseload) secara stabil.

Menurut data Ministry of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang, tahun 2030 Jepang akan membangun 24.000 MW pembangkit listrik tenaga biomassa, dimana 20.000 megawatt (MW) untuk menggantikan pembangkit listrik tenaga nuklir dan 4.000 MW pembangkit listrik tenaga biomassa baru. Setidaknya 4 juta ton senilai US$ 1,46 miliar, atau sebesar 10 persen dari total pembangkit baru tersebut akan memanfaatkan bahan bakar cair berbasis kelapa sawit.