Langkah Awal Menggali Potensi Ekspor Perikanan Aceh Selatan

Tapaktuan, Selasa (8/12) Rombongan Bea Cukai Meulaboh yang diwakili langsung oleh Kepala Kantor, Muhammad Alim Fanani mengikuti audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. Audiensi ini merupakan bagian dari serangkaian acara bertajuk “Project Management in South Aceh Briefing” oleh Kantor Wilayah Bea Cukai Aceh. Acara yang Bertempat di pendopo Kantor Bupati Aceh Selatan ini mempertemukan Pemerintah Daerah, Investor lokal dan dari Jepang, dan Bea Cukai. Tujuan dari audiensi kali ini adalah untuk menginisiasi penggalian potensi ekspor di wilayah Aceh Selatan, khususnya di bidang perikanan. Acara dibuka langsung oleh Bupati Aceh Selatan, Tengku Amran kemudian dilanjutkan dengan presentasi oleh setiap perwakilan instansi peserta acara.

Pemaparan materi pertama adalah oleh Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Aceh Selatan, Masrizal, S.E,.M.Si. Pemaparan pertama ini berisi profil daerah, visi-misi pemerintah dan perencanaan pembangunan Aceh Selatan. Selain topik tadi, Masrizal juga memaparkan komoditi unggulan daerah mulai dari produk perkebunan (nilam, pala, dan mangga) sampai produk perikanan (tuna dan lobster). Lalu kondisi sektor perikanan yang menjadi tujuan penggalian kali ini diperinci lagi penjelasannya, yaitu terdapat 7.999 nelayan dengan mesin sederhana di Aceh Selatan. Kondisi sektor perikanan juga diperjelas lagi oleh Zais Zulkifli, Panglima Laot Aceh Selatan. Zais memaparkan bahwa selama ini hasil perikanan yang ditangkap dan dijual sendiri oleh nelayan ini diekspor melalui pelabuhan di luar Aceh. Harapan Panglima Laot ini adalah perwujudan kerjasama dalam meningkatkan sektor perikanan setempat.

Kemudian Safuadi sebagai Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Aceh memberi materi yang berisi pengikraran kembali komitmen Bea Cukai untuk membantu mengembangkan potensi ekspor Aceh Selatan. Safuadi menegaskan Bea Cukai bersedia mendampingi Aceh Selatan melalui berbagai dukungan fasilitas kepabeanan. Pendampingan ini diwujudkan dengan pemberian fasilitas kepabeanan pendorong ekspor seperti pendirian Kawasan Berikat .Mewujudkan pembangunan skala besar seperti ini diperlukan kerjasama dan sinergi antar instansi, pesan Safuadi mengakhiri pemaparannya. Lalu acara dilanjutkan dengan pemaparan oleh para investor.

Investor pertama yang menyampaikan materi adalah Hirohide Nakamura, Chairman A-wing Group yang berasal dari Jepang. Hirohide memulai dengan mengatakan bahwa Aceh di mata Jepang sebenarnya sudah terkenal, baik karena budaya maupun potensi alamnya. Contoh potensi tersebut adalah  industri tuna di Aceh Selatan, yang kualitasnya dapat ditingkatkan  jika menggunakan teknologi dari Jepang . Maka diperlukan kerjasama investasi demi memaksimalkan potensi yang ada ini. Kemudian investor kedua yang memberikan materi adalah Amar Hafiz Sandi. Investor asli Aceh ini menjelaskan bagaimana perusahaannya yang bergerak di pengolahan ikan tuna di Banda Aceh dapat beroperasi dan berhasil mengekspor produknya secara rutin ke Korea, Hongkong dan Jepang. Amar menegaskan sekali lagi bahwa potensi di Aceh Selatan sudah besar, hanya butuh perbaikan fasilitas.

Sesuai dengan judul berita ini, tujuan dari acara ini adalah sebagai wadah memulai gerakan penggalian potensi ekspor Aceh Selatan. Demi mewujudkan cita-cita tersebut diperlukan kerjasama yang solid dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah,pihak swasta, dan tentunya masyarakat. Bea Cukai Meulaboh selaku kantor yang berwenang menjalankan wewenang kepabeanan di wilayah Aceh Selatan siap untuk mengambil bagian dalam hajatan besar ini. Kontribusi ini adalah dukungan penuh pemberian dan pengawasan fasilitas kepabeanan demi mendorong aktivitas ekspor daerah seperti Kawasan Berikat. Diharapkan inisiasi ini segera dilanjutkan dengan tindakan implementasi lanjutan demi mewujudkan pemaksimalan potensi daerah Aceh Selatan demi peningkatan ekonomi dan kemakmuran masyarakat.

 

Sumber: http://bcmeulaboh.beacukai.go.id/artikel/detail/462